Tugas 2 Teori Organisasi Umum 2

Perilaku Konsumen, Surplus Konsumen & Elastisitas Harga

1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
denganpencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasademi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal
yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang
berhargajual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
denganmudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat diaplikasikan dalam
beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi
pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan
memberikan diskon untuk menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat
membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan
mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi
saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di
hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam halpemasaran sosial (social
marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang
dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat
memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan
produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar
dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar
tersebut.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan
pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara
mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan
dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk
memahami apa makna sebuahproduk dan jasa bagi konsumen dan apa yang
dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan
metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan
melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari
pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi,
membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku
konsumen.
Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori
dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan
mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki
kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh
strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan
sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan
pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang
dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja
menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan
yang dihadapi perusahaan tersebut.
Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan
melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu
produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya
pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk
yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada,
konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi
dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang
lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat
berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi
beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan
pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan
adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi
yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan
keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan
melakukan evaluasiapakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam
hal ini, terjadi kepuasandan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika
produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan
meningkatkan permintaan akan merekproduk tersebut pada masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai
dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada
masa depan.
Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan
keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam
diri manusiauntuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang
terhadap stimulusatau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi
dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam
diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu
hal.
Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong
seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad
seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
2. Surplus Konsumen
Surplus Konsumen (Consumer’s surplus ) adalah utilitas untuk konsumen
dengan mampu membeli produk dengan harga yang kurang dari harga tertinggi
yang mereka akan bersedia membayar. Surplus Konsumen mencerminkan suatu
keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh konsumen tertentu yang
terjadi karena terdapat selisih harga antara harga maksimum yang diminta
produsen dan harga yang dapat dibayar konsumen (yang disebabkan oleh
terjadinya keseimbangan harga dipasar).
Jika konsumen akan bersedia membayar lebih dari harga minta saat ini, maka
mereka mendapatkan manfaat lebih dari produk yang dibeli dari mereka
habiskan untuk membelinya. Sebuah contoh yang baik dengan surplus
konsumen umumnya tinggi adalah air minum.
Orang-orang akan membayar harga yang sangat tinggi untuk minum air, karena
mereka membutuhkannya untuk bertahan hidup. Perbedaan harga yang mereka
akan membayar, jika mereka harus, dan jumlah yang mereka bayar sekarang
adalah surplus konsumen mereka. Perhatikan bahwa utilitas dari pertama liter
air minum sangat tinggi (karena mencegah kematian), sehingga beberapa liter
pertama kemungkinan akan surplus konsumen lebih dari liter berikutnya.
Harga maksimum konsumen akan bersedia membayar jumlah yang diberikan
adalah jumlah dari harga maksimum ia akan bersedia membayar untuk unit
pertama, harga tambahan maksimum ia akan bersedia membayar untuk unit
kedua, dll Biasanya harga ini mengalami penurunan, dalam hal bahwa mereka
diberikan oleh individu kurva permintaan . Jika harga ini adalah yang pertama
meningkat dan kemudian menurun mungkin ada jumlah nol dengan nol surplus
konsumen. Konsumen tidak akan membeli jumlah yang lebih besar dari nol dan
lebih kecil dari jumlah ini karena surplus konsumen akan negatif.
Harga tambahan maksimum konsumen akan bersedia membayar untuk setiap
unit tambahan juga dapat alternatingly menjadi tinggi dan rendah, misalnya jika
dia ingin bahkan jumlah unit, seperti dalam kasus tiket ia menggunakan di
pasang pada tanggal. Nilai-nilai yang lebih rendah tidak muncul dalam kurva
permintaan karena mereka sesuai dengan jumlah konsumen tidak membeli,
terlepas dari harga. Untuk harga yang diberikan konsumen membeli jumlah
yang surplus konsumen tertinggi.
Surplus Konsumen agregat ‘adalah jumlah surplus konsumen untuk masingmasing
individu konsumen. Hal ini dapat diwakili pada sosok kurva permintaan
agregat.
Perhitungan dari penawaran dan permintaan
The surplus konsumen (individu atau agregat) adalah area di bawah kurva
permintaan (individu atau gabungan) dan di atas garis horizontal pada harga
aktual (dalam kasus agregat: harga keseimbangan). Jika kurva permintaan
adalah garis lurus, surplus konsumen adalah luas segitiga:
Dimana mkt P adalah harga ekuilibrium (mana supply sama demand), mkt Q
adalah kuantitas jumlah pembelian pada harga keseimbangan dan max P adalah
harga di mana jumlah kuantitas pembelian akan turun menjadi 0 (yaitu, di mana
kurva permintaan penyadapan yang harga sumbu).
Untuk permintaan yang lebih umum dan fungsi penawaran, daerah ini bukan
segitiga tapi masih dapat ditemukan dengan menggunakan integral kalkulus.
Surplus konsumen adalah demikian integral tentu dari fungsi permintaan
terhadap harga, minus integral tertentu konstan D fungsi (P) = Q mkt (yaitu P
Q mkt mkt), dari harga pasar dengan harga pemesanan maksimum (yaitu hargaintercept
dari fungsi permintaan):
Grafik menunjukkan, bahwa jika kita melihat kenaikan harga keseimbangan dan
penurunan jumlah ekuilibrium, maka surplus konsumen jatuh.
Pembagian manfaat ketika harga turun
Ketika pasokan yang baik memperluas, harga turun (asumsi kurva permintaan
adalah miring ke bawah) dan meningkatkan surplus konsumen. Ini manfaat dua
kelompok orang. Konsumen yang telah bersedia untuk membeli pada harga
awal manfaat dari penurunan harga; juga mereka bisa membeli lebih banyak
dan menerima surplus konsumen bahkan lebih, dan konsumen tambahan yang
tidak mau membeli dengan harga awal tetapi akan membeli pada harga baru dan
juga menerima beberapa surplus konsumen.
Pertimbangkan contoh pasokan linear dan kurva permintaan. Untuk kurva
penawaran awal S 0, surplus konsumen adalah segitiga di atas garis yang
dibentuk oleh harga P 0ke baris permintaan (dibatasi di sebelah kiri dengan
sumbu harga dan di atas dengan garis kebutuhan). Jika pasokan memperluas
dari S 0 ke S 1, konsumen surplus mengekspansi pada segitiga atas P 1 dan di
bawah garis kebutuhan (masih dibatasi oleh sumbu harga). Perubahan surplus
konsumen perbedaan di daerah antara dua segitiga, dan itu adalah kesejahteraan
konsumen terkait dengan perluasan pasokan.
Beberapa orang bersedia membayar harga yang lebih tinggi P 0. Bila harga
berkurang, keuntungan mereka adalah area persegi panjang yang terbentuk di
atas oleh P 0, pada bagian bawah oleh P 1, di sebelah kiri dengan sumbu harga
dan di sebelah kanan oleh garis vertikal membentang dari Q 0.
Set kedua penerima adalah konsumen yang membeli lebih banyak, dan
konsumen baru, mereka yang akan membayar harga yang lebih rendah baru
(P 1) tetapi bukan harga yang lebih tinggi (P 0). konsumsi tambahan mereka
membentuk perbedaan antara Q 1 dan Q 0. surplus konsumen mereka adalah
segitiga dibatasi di sebelah kiri dengan garis vertikal membentang dari Q 0, di
kanan dan atas oleh garis permintaan, dan pada bagian bawah oleh garis
memperluas horizontal ke kanan dari P 1.
Peraturan satu-setengah
Aturan-setengah perkiraan satu perubahan surplus untuk perubahan kecil dalam
pasokan dengan kurva permintaan konstan. Catatan bahwa dalam kasus khusus
di mana kurva permintaan konsumen linear, surplus konsumen adalah luas
segitiga. Setelah gambar di atas
dimana:
· CS = Konsumen Surplus
· Q 0 dan Q 1 adalah kuantitas yang diminta sebelum dan setelah perubahan
pasokan
· P 0 dan P 1 adalah harga sebelum dan setelah perubahan pasokan
3. Elastisitas Harga
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu
barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mernpunyai arti bila harga
barang naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus.
Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, serna kin elastis
permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding
perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya
sama dengan Ep = -2.
Angka Elastisitas Harga (Ep)
a) Inelastis (Ep l)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu
barang rnenyebabkan perubahan perrnintaan yang besar. Misalnya, bila harga
turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih
besar dari satu. Barang mewah seperti rnobil umumnya permintaannya elastis.
c) Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10% juga.
d) Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap mernbeli jumlah yang
dibutuhkan. Contohnya adalah permintaan garam.
e) Elastis tak terhingga (Ep = 00)
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang
besarnya.
Secara gratis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva
permintaan. Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastis sempuma
(perfect inelastic); Perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Bila kurva sejajar surnbu datar, permintaan elastis fak terhingga
(perfect elastic); Perubahan harga sedikit saja, rnenyebabkan pembahan jumlah
barang yang diminta tak terhingga besamya. Permintaan dikatakan elastis
unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk
sudut 45°). Dapat disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis
permintaan suatu barang.
Diagram 3.1
Bentuk-bentuk Kurva Permintaan
(Berkaitan Dengan Elastisitas Harga)

Leave a comment